Jumat, 31 Oktober 2014

KUNJUNGI SEGERA DESA METUN SAJAU

Sesuatu yang khas langsung tersaji saat kita mengunjungi Desa Sajau Metun, salah satu dari delapan desa yang ada di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Gerbang Selamat Datang di Desa Sajau Metun, Bulungan, Kaltara
Seperti halnya pada beberapa desa yang mayoritas masyarakatnya beretnik Dayak (Kenya atau Kayan), saat memasuki Desa Sajau Metun, kita akan tersaji dengan indahnya ragam motif yang tersaji dari sebuah kearifan tradisional yang tetap lestari dan terus terjaga hingga kini.
Sebuah totem di Metun Sajau, Bulungan, Kaltara
Sebuah gerbang raksasa penuh ukiran warna-warni khas Suku Dayak seolah menjadi penyambut tamu yang istimewa saat kita berbelok dari jalan poros Tanjung Selor ke arah Tanah Kuning.
Menyusuri jalanan aspal mulus, pengunjung dengan mudah menjangkau Desa Sajau Metun yang hanya berjarak 2 km dari tepi jalan poros menuju Tanah Kuning. Terdapat sebuah perlintasan jalur logging pada beranda kampung yang masih aktif hingga kini.
Lamin Adat Lu'ung Jalung di Desa Sajau Metun, Bulungan, Kaltara
Setelah melewati sebuah lapangan sepakbola dan berbelok ke arah kiri, pandangan kita akan langsung mengarah pada sebuah bangunan lamin adat bernama "Lu'ung Jalung" yang kaya akan motif khas Suku Dayak Kenya Lepo' Bakung. Beragam motif seolah menjadi pemikat bagi siapapun saat mengunjungi lamin adat tersebut.
Menuju Sajau Metun
Pada sisi kanan Lamin Adat Lu'ung Jalung, terdapat sebuah menara setinggi 20-an meter yang juga penuh ukiran dengan patung "seorang tokoh" pada puncaknya dan tepat disamping kiri menara tersebut berdiri sebuah patung "tokoh" lainnya. 
Patung "tokoh" Lepo' Bakung di Sajau Metun, Bulungan, Kaltara
Pada masa lalu, Lamin atau rumah panjang bagi masyarakat Suku Dayak sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakatnya, dimana dalam rumah panjang atau lamin kita dapat menangkap denyut kehidupan masyarakat Suku Dayak yang didiami oleh puluhan keluarga dalam sebuah kelompok masyarakat.

Kini, dengan perubahan-perubahan yang terjadi, fungsi rumah panjang pun berubah dan menjadi pusat ritual adat bagi masyarakat Suku Dayak termasuk pementasan seni budaya masyarakatnya.
Sebuah Totem di Desa Sajau Metun, Kaltara
Sebelum didiami oleh masyarakat Dayak Lepo' Bakung yang menjadi mayoritas penduduk saat ini, wilayah Sajau Metun didiami oleh masyarakat Suku Dayak Punan. Komunitas Dayak Lepo' Bakung baru memasuki wilayah Sajau Metun pada tahun 1983 yang dipimpin oleh Gung Ajang dan Lifan Usat dan bermigrasi dari wilayah Long Metun dan Sungai Anai dengan membawa kelompok besar masyarakat kurang lebih sebanyak 700-an jiwa.
Rumah Kepala Adat Dayak di Desa Sajau Metun
Proses migrasi yang dilakukan oleh komunitas Dayak Lepo' Bakung dari desa asal ke Metun Sajau, lebih kepada mencari wilayah baru yang lebih strategis dan subur sekaligus mendekatkan diri dengan akses pendidikan, kesehatan, pelayanan pemerintahan, dll. Hal serupa juga terjadi pada beberapa komunitas Suku Dayak lainnya seperti di Desa Kelubir (Dayak Kayan) yang bermigrasi sekitar awal 1980-an atau Komunitas Dayak Kayan di Desa Miau Baru, Kecamatan Kung Beang, Kutai Timur tahun 1969.
Lamin Adat Lu'ung Jalung di Desa Sajau Metun, Bulungan, Kaltara
Pada saat ini, Desa Sajau Metun semakin berkembang dan hal tersebut ditunjukan pula dengan pesatnya pembangunan dalam wilayah desa, baik pada bidang pembangunan sarana/prasarana dan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lain-lain serta didiami oleh 1.013 jiwa yang terdiri dari 534 orang laki-laki dan 473 perempuan dalam 214 kepala keluarga.

Harapan untuk mendekatkan diri pada pelayanan di berbagai bidang pada dekade awal 1980-an telah tercapai dan semoga dimasa depan, dengan perkembangan yang semakin pesat, masyarakat Sajau Metun terus mempertahankan adat istiadat dan budayanya, sebagai sebuah warisan dari kearifan tradisional yang ada, sekaligus memperkaya khasanah budaya negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar