Sesuatu
yang khas langsung tersaji saat kita mengunjungi Desa Sajau Metun, salah satu
dari delapan desa yang ada di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten
Bulungan, Kalimantan Utara.
![]() |
Gerbang Selamat Datang di Desa Sajau Metun, Bulungan, Kaltara |
Seperti
halnya pada beberapa desa yang mayoritas masyarakatnya beretnik Dayak (Kenya
atau Kayan), saat memasuki Desa Sajau Metun, kita akan tersaji dengan indahnya
ragam motif yang tersaji dari sebuah kearifan tradisional yang tetap lestari
dan terus terjaga hingga kini.
![]() |
Sebuah totem di Metun Sajau, Bulungan, Kaltara |
Sebuah
gerbang raksasa penuh ukiran warna-warni khas Suku Dayak seolah menjadi
penyambut tamu yang istimewa saat kita berbelok dari jalan poros Tanjung Selor
ke arah Tanah Kuning.
Menyusuri
jalanan aspal mulus, pengunjung dengan mudah menjangkau Desa Sajau Metun yang
hanya berjarak 2 km dari tepi jalan poros menuju Tanah Kuning. Terdapat sebuah
perlintasan jalur logging pada beranda kampung yang masih aktif hingga kini.
![]() |
Lamin Adat Lu'ung Jalung di Desa Sajau Metun, Bulungan, Kaltara |
Setelah
melewati sebuah lapangan sepakbola dan berbelok ke arah kiri, pandangan kita
akan langsung mengarah pada sebuah bangunan lamin adat bernama "Lu'ung
Jalung" yang kaya akan motif khas Suku Dayak Kenya Lepo' Bakung. Beragam motif
seolah menjadi pemikat bagi siapapun saat mengunjungi lamin adat tersebut.
![]() |
Menuju Sajau Metun |
Pada
sisi kanan Lamin Adat Lu'ung Jalung, terdapat sebuah menara setinggi 20-an
meter yang juga penuh ukiran dengan patung "seorang tokoh" pada
puncaknya dan tepat disamping kiri menara tersebut berdiri sebuah patung
"tokoh" lainnya.
Pada
masa lalu, Lamin atau rumah panjang bagi masyarakat Suku Dayak sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakatnya, dimana dalam rumah panjang
atau lamin kita dapat menangkap denyut kehidupan masyarakat Suku Dayak yang
didiami oleh puluhan keluarga dalam sebuah kelompok masyarakat.
Kini,
dengan perubahan-perubahan yang terjadi, fungsi rumah panjang pun berubah dan
menjadi pusat ritual adat bagi masyarakat Suku Dayak termasuk pementasan seni
budaya masyarakatnya.
![]() |
Sebuah Totem di Desa Sajau Metun, Kaltara |
Sebelum
didiami oleh masyarakat Dayak Lepo' Bakung yang menjadi mayoritas penduduk saat
ini, wilayah Sajau Metun didiami oleh masyarakat Suku Dayak Punan. Komunitas
Dayak Lepo' Bakung baru memasuki wilayah Sajau Metun pada tahun 1983 yang
dipimpin oleh Gung Ajang dan Lifan Usat dan bermigrasi dari wilayah Long Metun
dan Sungai Anai dengan membawa kelompok besar masyarakat kurang lebih sebanyak
700-an jiwa.
![]() |
Rumah Kepala Adat Dayak di Desa Sajau Metun |
Proses
migrasi yang dilakukan oleh komunitas Dayak Lepo' Bakung dari desa asal ke
Metun Sajau, lebih kepada mencari wilayah baru yang lebih strategis dan subur
sekaligus mendekatkan diri dengan akses pendidikan, kesehatan, pelayanan
pemerintahan, dll. Hal serupa juga terjadi pada beberapa komunitas Suku Dayak
lainnya seperti di Desa Kelubir (Dayak Kayan) yang bermigrasi sekitar awal
1980-an atau Komunitas Dayak Kayan di Desa Miau Baru, Kecamatan Kung Beang,
Kutai Timur tahun 1969.
![]() |
Lamin Adat Lu'ung Jalung di Desa Sajau Metun, Bulungan, Kaltara |
Pada
saat ini, Desa Sajau Metun semakin berkembang dan hal tersebut ditunjukan pula
dengan pesatnya pembangunan dalam wilayah desa, baik pada bidang pembangunan
sarana/prasarana dan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lain-lain serta
didiami oleh 1.013 jiwa yang terdiri dari 534 orang laki-laki dan 473 perempuan
dalam 214 kepala keluarga.
Harapan
untuk mendekatkan diri pada pelayanan di berbagai bidang pada dekade awal
1980-an telah tercapai dan semoga dimasa depan, dengan perkembangan yang
semakin pesat, masyarakat Sajau Metun terus mempertahankan adat istiadat dan
budayanya, sebagai sebuah warisan dari kearifan tradisional yang ada, sekaligus
memperkaya khasanah budaya negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar